Langsung ke konten utama

Seberapa Penting Data Pribadi Kita?

sc: kliklegal.com


Di era digital ini, data tidak hanya disimpan dalam bentuk kertas atau hardfile  saja, tetapi mulai beralih ke data digital. Sebut saja e-ktp, menjadi salah satu data pribadi yang diwacanakan menjadi digital. Namun, banyak dari kita masi belum menyadari penting dan berharganya data pribadi yang kita miliki.

Belakangan ini, kita banyak mendengar berita tentang pembobolan data pribadi di beberapa e-commerce, bahkan kabarnya data pemilih pada pemilu tahun 2019 pun ikut raib. Namun, sejak kapan si data pribadi mulai dibahasa?

Isu tentang perlindungan tentang data pribadi menjadi hangat diperbincangkan pasca kasus Cambridge Analitica yang mengolah data pribadi pengguna Facebook di awal tahun 2018. Padahal isu tentang data pribadi telah didiskusikan 38 tahun sebelumnya, yaitu dalam forum internasional OECD dalam Guidelines Governing the Protection of Privacy and Transborder Flow of Personal Data pada tahun 1980.

Sebegitu concer-nya, data pribadi dibahas. Namun seberapa kita paham akan bahaya dan penting sih data pribadi tersebut?

Sebelum jauh mengenal pentingnya menjaga data pribadi, ada baiknya kita mengenal apa itu data terlebih dahulu. Data pribadi dapat diartikan sebagai segala sesuatu tentang kita, iya kita. Kita merupakan subjek dari data pribadi kita. Data pribadi menjadi penting bagi orang yang ingin mengetahui tentang orang lain, baik yang berniat baik, hanya ingin berjualan, bahkan sampai orang yang berniat buruk kepada subjek data.

Data dipegang dan diatur oleh admin, atau arsitek data.  Data pribadi direkam melalui kegiatan yang kamu lakukan. Perlu dicermati setiap kali kita mendaftarkan diri ke sosial media maupun mengunduh aplikasi, term of use dari aplikasi yang kita gunakan akan mencatut data apa saja yang akan diambil dari diri kita. Permasalahannya, sedikit dari kita yang mau mencermati hal tersebut. Kita sering ignore, masa bodoh terhadap data pribadi kita sendiri. Tak jarang justru data pribadi kita disalahgunakan seperti, dijual, atau bahkan dijadikan target oprasi.

Kita jarang menyadari bahwa, hal yang kita post, yang kita cari terekam dan menjadi data yang disimpan oleh perusahaan atau bahkan pemerintah. Mereka merekam dan menguasai data kalian, kadang bahkan saat kita tak sadar bahwa diri kita sedang direkam.

Data ini nantinya yang akan dianalisis dan dijadikan laporan, baik untuk dijual, dipetakan keingginannya, atau bahkan dijadikan target kriminal, sesuai keinginan pemegang data. Semakin besar perlindungan yang kita lakukan, akan semakin membatasi kemampuan mereka untuk memetakan, dan mengontrol diri kita. Sehingga, data diri kita semakin aman.

Setelah melihat seberapa penting data, kita juga perlu tau bagaimana negara melindungi data pribadi kita. Sejak tahun 2012, negara mencanangkan RUU Perlindungan Data Pribadi. Namun, sampai saat ini RUU tersebut tak kunjung disahkan. Padahal sudah delapan tahun lamanya, perlindungan data pribadi dibahas.

Hukum atau UU perlindungan data ini sangat penting, mengingat masifnya perpindah data pribadi ke mode digital. Peraturan inlah nantinya yang akan melindungi penggutuna dari keberadaan data base rahasia yang sangat rawan akan penyalahgunaan karena tujuan pendataan dan penggunaan data diatur spesisfik pada kurun waktu tertentu dan tak diperpanjang. Selain itu, melalui peraturan tersebut nantinya hanya data penting yang boleh disimpan, dan data tersebut harus selalu di-update sepanjang waktu dan dihapus ketika sudah tak diperlukan lagi.


     

Komentar

Postingan populer dari blog ini

LeetCode (70): Permasalahan Menaiki Tangga

image source: liputan6 Seperti biasa, setiap pagi, aku mencoba untuk mengerjakan persoalan atau problem yang disediakan oleh Leetcode, sebuah website kumpulan persoalan yang biasanya diujikan pada technical test  ketika ingin melamar pekerjaan atau magang. Namun, kemarin, aku menemukan sebuah persoalan unik yang berjudul Climbing Stairs. Yang membuat persoalan ini unik bukan tingkat kesulitannya, melain sebagaimana tricky penyelesaiannya. Berikut persoalan Climbing Stairs dari LeetCode.  Seseorang bisa menaiki tangga dengan naik satu anak tangga atau langsung menaiki dua anak tangga sekaligus. dalam menaiki tangga, bisa saja dapat banyak kombinasi cara menaiki tangga. Jika terdapat tangga setinggi n anak tangga. Tentukan banyak cara menaiki anak tangga.     Bila Anda diminta untuk menyelesaikan ini, bagaimana kah cara Anda menghitungnya? Sejatinya, ada banyak cara menyelesaikan permasalahan ini. Namun, dalam komputasi, jawaban terbaik disajikan dalam cara termalas atau nilai kompleksit

Sebuah Catatan Semester III dan 2021

Grafik pengunjung blog [Mungkin mengandung kata kasar, dan menganggu]  Katanya " Orang yang beruntung adalah yang hari ini lebih baik dari kemarin, orang merugi adalah yang hari ini tak lebih baik dari hari kemarin, sedangkan orang celaka adalah yang hari ini lebih buruk dari hari kemarin". Begitulah gambaran awalnya, mungkin kalo dievaluasi. Muncul pertanyaan besar, kiranya di manakah posisi Risqi sekarang? Jika boleh jujur, menurut penulis, Risqi sekarang ada di titik celaka. Ya, yang hari kemarinnya masih lebih baik dari hari ini. Baik dari spiritual, moral hingga akademik. Sudah banyak teman ia minta saran, tapi rasanya sama saja. Sepertinya beda saja, dulu dua amat rajin membuat artikel machine learning di blog, mencoba hal atau teknologi baru, ikut hackathon dan lomba, tapi sekarang progressnya macet, liburan diisi dengan hal tak bermanfaat. Bukannya tak bersyukur, memang kadang dalam mengevaluasi diri perlu disadari dan diakui bahwa DIRIMU S*MPAH. Orang berkata, banya

30 Jam 3 Orang 1 Produk

 Mungkin, artikel ini berjudul 30 jam, tapi cerita yang kubawakan mungkin akan lebih panjang. Cerita tentang perjalan membuat Workoutin (ini link copyannya). Walau masi jauh dari sempurna. Namun, perjalanan ini cukup menarik buat aku critain. Ini merupak first time masuk final lomba nasional, ya meskipun belum juara 1 :"), but hamdallah. Berawal dari sebuah informasi lomba di notion. Ya, awalnya aku kurang berminat, karena takut, dan banyak hal lain. Namun, aku sadar, kalo aku tetep di state ini, ga mau bergerak, mana mungkin berubah? Cerita pun berawal dari pencarian tim. Aku tidak begitu saja mendapat tim. Beberapa kali mendapat penolakan. Hingga akhirnya terbentuklah, Risqi, Yandy, Helmi, alias Gak Ada Ide. Aneh memang, berawal dari kebingungan memberi nama, kami pun akhirnya memberi nama "Gak Ada Ide" karena memang ga ada ide untuk nama tim. Setelah mendaftar, bisa dibilang, kami cukup santai dengan lomba ini. Kami tidak menarget sedikitpun.  Saking santainya, mungki