Langsung ke konten utama

Tentang Kesuksesan

Tak terasa begitu lama sudah tidak pernah menulis di blog ini lagi. Sejujurnya, bukan karena sibuk, melainkan karena rasa mager yang terus melanda. Namun, di atas kereta ini, daripada gabut yekan mending nulis saja wkwkwk. Tulisan ini sebenanya dibuat karena pertanyaan seorang teman, Apakah aku tidak pernah overthinkingin karir? Yap, kalian bisa deduksi jawaban setelah selesai membaca tulisan ini.

Di perjalanan ini, Aku ingin mengawali tulisan dengan beberapa pertanyaan, yang mungkin sudah sering pula ditanyakan kepada kalian. Apa si definisi kesuksesan itu buat kalian? Lantas, apa definisi bahagia?Apakah orang sukses adalah orang yang banyak uang? Atau yang memiliki jabatan penting? Atau orang yang dipuja seluruh penjuru dunia?

Okay, biar simpel, kita ambil kaca mata mahasiswa saja. Sekarang pertanyaannya menjadi, apakah definisi sukses di dunia perkuliahan itu adalah orang yang punya kehidupan seimbang, atau yang kerap kita sebut life balance? Apakah dia yang akademik, organisasi, riset, magang, dan lombanya banyak? Apakah menjadi mapres dan lulus cumlaude adalah tanda orang itu sukses di dunia perkuliahan? Atau dia yang menjadi Presiden BEM? Apakah mereka itu yang menjadi manusia paling bahagia diperkuliahannya? Wah, jadi rumit begini ya.

Mari kita awali cerita tentang Jalaludin Rumi. Suatu ketika, guru dari Jalaludin Rumi menyuruhnya untuk membeli tuak. Meskipun bingung dan sempat mempertanyakan ia pun akhirnya menuruti perintah gurunya. Pergi lah ia ke perkampungan yahudi untuk membeli tuak.

Selesai membeli tuak, segera ia masukkan minuman itu ke dalam jubahnya. Namun naas, ternyata ada yahudi yang mengetahui kegiatannya tersebut. Ketika ia melewati masjid, yahudi tersebut pun berteriak “Wahai orang yang muslim, lihatlah, wali kalian membeli tuak, selama ini kalian ditipu!”.

Seketika datang segerombolan orang yang langsung menghajar Jalaludin Rumi, seakan mereka lupa akan segala kebaikan serta kemulian yang dimiliki jalaludin Rumi sebelumnya.

Untung saja, guru dari Jalaludin Rumi datang dan mengatakan, “Wahai kalian, kenapa kalian memukuli Rumi, dia hanya membawa air putih”, Ajaibnya tuak yang ia bawa ketika dikeluarkan pun menjadi air putih. Setelah kejadian tersebut, kemudian sang guru bertanya.

“Setelah kejadian tadi Rumi, lantas apalagi yang bsia kau banggakan? Segala yang kau miliki hayalah titipan Allah”.

Yap, dari sana kita dapat mendeduksi bahwa sejatinya, apapun jalan kita mencari kesuksesan kita, ntah itu magang, lomba, organisasi, semuanya hanyalah titipan Allah. Orang menjadi kaya, bukan karna orang tuanya, bukan karena dia tidak pernah membuat dosa. Itulah sifat Rahman, Ia memberi kepada semua makhluknya, membagikan rezeki kepada setiap ciptaanya sesuai dengan kadar yang telah Ia tetapkan.

Tugas dari seorang manusia hanyalah beriktiar dan berdoa. Nyatanya ikhtiar mencapai kesuksesan tidak sebatas untuk terus berjuang mencari uang. Melainkan bagaiamana sebuah cerita dituliskan. Bisa jadi sebuah cerita tertulis, seperti apa yang hamba usahakan. Namun, tak menutup kemungkinan, untuk sebagian episode, sudah tertulisa bagaimana kehendak Tuhan.

Belum tentu, dan tidak bisa kita pastikan mahasiswa seperti apa yang bahagia. Belum tentu yang menjadi Presiden Mahasiswa dia adalah orang yang sukses dan bahagia. Belum tentu dia yang seimbang setiap kegiatannya dia yang bahagia. Karena nyatanya bahagia bukan urusan pencapaian, tapi urusan perjalanan dan hati.

Setiap orang pasti memiliki definisi bahagia dan kesuksesannya sendiri-sendiri, dan definisi tersebut incomperable. Yup, apa yang membuatmu bahagia, belum tentu membuatku bahagia. Begitu pula sebaliknya. Cara bahagia termudah ialah menjadi yang terbaik di cerita kalian masing-masing. Dengan menjadi yang terbaik dan terus bersyukur pasti kebahgian itu akan dengan sendirinya diraih. Syukur bukan sekadar postingan instagram, atau status whatsapp, tapi syukur yang ada dalam hati yang nyata.


Manusia bukan tuhan yang bisa menentukan kesuksesan orang lain. Sudah selayaknya kita tetap mendoakan dan mengusahakan yang terbaik. Sampai jumpa di peristirahatan sempurnamu.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sebuah Catatan Semester III dan 2021

Grafik pengunjung blog [Mungkin mengandung kata kasar, dan menganggu]  Katanya " Orang yang beruntung adalah yang hari ini lebih baik dari kemarin, orang merugi adalah yang hari ini tak lebih baik dari hari kemarin, sedangkan orang celaka adalah yang hari ini lebih buruk dari hari kemarin". Begitulah gambaran awalnya, mungkin kalo dievaluasi. Muncul pertanyaan besar, kiranya di manakah posisi Risqi sekarang? Jika boleh jujur, menurut penulis, Risqi sekarang ada di titik celaka. Ya, yang hari kemarinnya masih lebih baik dari hari ini. Baik dari spiritual, moral hingga akademik. Sudah banyak teman ia minta saran, tapi rasanya sama saja. Sepertinya beda saja, dulu dua amat rajin membuat artikel machine learning di blog, mencoba hal atau teknologi baru, ikut hackathon dan lomba, tapi sekarang progressnya macet, liburan diisi dengan hal tak bermanfaat. Bukannya tak bersyukur, memang kadang dalam mengevaluasi diri perlu disadari dan diakui bahwa DIRIMU S*MPAH. Orang berkata, banya...

Seberapa Penting Data Pribadi Kita?

sc: kliklegal.com Di era digital ini, data tidak hanya disimpan dalam bentuk kertas atau hardfile   saja, tetapi mulai beralih ke data digital. Sebut saja e-ktp, menjadi salah satu data pribadi yang diwacanakan menjadi digital. Namun, banyak dari kita masi belum menyadari penting dan berharganya data pribadi yang kita miliki. Belakangan ini, kita banyak mendengar berita tentang pembobolan data pribadi di beberapa e-commerce , bahkan kabarnya data pemilih pada pemilu tahun 2019 pun ikut raib. Namun, sejak kapan si data pribadi mulai dibahasa? Isu tentang perlindungan tentang data pribadi menjadi hangat diperbincangkan pasca kasus Cambridge Analitica yang mengolah data pribadi pengguna Facebook di awal tahun 2018. Padahal isu tentang data pribadi telah didiskusikan 38 tahun sebelumnya, yaitu dalam forum internasional OECD dalam Guidelines Governing the Protection of Privacy and Transborder Flow of Personal Data pada tahun 1980. Sebegitu concer- nya, data pribadi dibahas. Namun ...

Sumber Daya Lahan dan Manusia : Keterbergantungan dan Keberadaan

 Bismillahirahmanirrahimm Assalamulaikum warahtullahi wabarakatuh, Salam sejahtera bagi kita semua. Segala puji bagi Allah, Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmatnya tugas ini dapat saya terbiitkan. Selawat dan salam pada Rasulullah SAW.  Pada kesempatan kali ini, saya akan membagikan sedikit pandangan saya mengenai hubungan antara manusia dan sumber daya lahan. Saya melihat makin hari, jumlah lahan menurun sedangkan jumlah manusia di bumi ini terus meningkat. Tak dapat dimungkiri, peningkatan jumlah penduduk Bumi aka membuat kebutuhan akan lahan, baik untuk tempat tinggal, industri, hingga lumbung pangan meningkat. Peningkatan signifikan pada jumlah penduduk Bumi tanpa ada penangganan yang tepat justru akan menyebabkan krisis. baik dari sisi ekonomi, kemasyarakatan, bahkan teknologi. Oleh karena itu, diperlukan sebuah kajian komperehensif mengenai masalah tersebut. Pada kesempatan kali ini saya akan melampirkan sedikit pandangan saya mengenai masalah tersebut menggunakan m...