Langsung ke konten utama

A Glimpse of AWS (Amazon Web Services)

Perhatian, tulisan ini penuh denga  subjektivitas. Jika anda merasa berbeda pendapat, utamanya pada penggunaan cloud services gak papa, wajar. :D

source: reddit


Jadi hari ini (16/08/2022), para finalis Paragon Hackethon Competition mendapat kesempatan untuk mengikuti workshop serta mencoba hans on AWS secara cuma-cuma. Nantinya, kami juga akan mendapat free credit :D. Jadi, aku mau nulis sedikit pengalamanku menggunakan AWS dan mungkin akan ku bandingkan dengan beberapa services lain yang pernah kugunakan, baik itu Azure dari Microsoft, maupun VM IDCloudhost atau VPS dari Rumahweb.

Jadi jika anda adalah pegawai atau fans dari services lain, harap tidak mengambil ini sbgai sebuah perkara pencemaran nama baik ya. Saya masi takut  kena UU ITE. :D hehe. By the way, most of pict that i include are conducted by AWS Workshop's slide.

Oh ya, aku ga bakal discuss technical things yang spesifik sampek daftar IAM atau set up sebagainya. Cuman lebih ke produknya ada di lingkup apa aja. Dan mungkin sedikit opinion after taste :D. Before we are going to far, would be better to start by the fundamental.

What is The Cloud?

Awan? kenapa di dunia digital ada awan? Menurut penjelasan di workshop tadi, cloud adalah on demand delivery of IT resources and application via the internet, with pay-as-you-go pricing. Apa si maksudnya? Jadi cloud adalah sebuah sistem pelayanan dari sebuah sumber daya teknologi informasi atau aplikasi melalui internet, dengan pembayaran tanpa komitmen di awal, di mana beban pembayaran berdasarkan penggunaan yang terjadi. Misal, jika pengunaan tinggi maka biaya akan meningkat, sedangkan jika sedang tidak ada penggunaan maka pembiayaan akan rendah atua bahkan nol. Ya mirip kaya pembayaran PLN pascabayar.

What and Why AWS?

AWS merupakan perusahaan yang menyediakan layanan infrastruktur IT untuk cloud atau webservices yang berada di bawah amazon. Berdasarkan data, Gartner n June, 2021, AWS menguasai lebih dari 40 persen pangsa pasar layanan infrastruktur IT di dunia. Selain itu, AWS telah menyediakan layana untuk 190 negara yang dengan dua ini menobatkannya sebagai layanan infrastruktur IT dengan pengguna terbanyak di dunia saat ini.

Kabar baik bagi pengguna AWS di Indonesia. Saat ini, AWS telah mengembangkan server dan data center di indonesia, yakni di Jakarta. Meskipun belum semua fitur AWS dapat dinikmati. Namun, proyeksi ke depannya, diharapkan AWS dapat menjangkau lebih banyak pengguna, serta memberikan servis yang lebih baik bagi para penggunanya di Indonesia.

Nah, pertanyaannya sekarang, dari sekian produk, kenapa si AWS?


Salah satu fitur unggulan dari AWS adalah elastitas atau load balancing. Jadi ketika server sedang ramai, maka untuk menghindari crash, besar component services (seperti RAM, CPU dsb) dapat ditingkatkan, sehingga keberjalanan sistem dapat berjalan lancar. Sedangkan, ketika server sepi, kita dapat menurunkan kuantitas komponen servis untuk menghemat biaya.

Untuk keunggulan kedua adalah cost saving. Meskipun, menurutku penggunaan AWS ini cukup tricky, bisa saja, tiba-tiba pengguna mendapat credit sebesar 100 dollar, karena terjadinya komputasi. Yap, memang jika dibanding services dalam negri seperti ID Cloudhost, biaya pengunaan AWs cukup terbilang mahal. Jadi, menurutku untuk point ini aku kurang setuju.

Kata orang, ada harga ada kuantitas dan kualitas. Yap, soal funsionalitas, bisa dibilang AWS ini cukup lengkap. Banyak sekali servis yang ditawarkan, dari database hingga ready-use machine learning. Untuk bahasan lengkapnya mungkin kita bahas di sesi lainnya.

Yap, inilah keunggulan cloud, kita dapat dengan mudah membuat aplikasi atau web yang kita buat diakses oleh banyak orang secara global, dari segala penjuru dunia hanya dalam hitungan menit. Hal ini pula yang menjadi pokok dari cloud services itu sendiri.

Soal agility and innovation, memang cukup sengit juga (karena aku belum pernah pake GCP). Katanya si, konfigurasi di AWS ni dapat dilakukan dengan singkat dan agile. Serta kita dapat dengan mudah berinovasi menggunakan AWS ini.

Least but not least, keamanan. Soal keamanan, AWS menawarkan keamanan tingkat tinggi dengan berbagai layer akses di dalamnya. Baik privilege user hingga sistem OTP. Serta, seperti yang kita tahu, saya belum pernah denger data bocor dari database AWS.

AWS Menyediakan Data Center di Penjuru Dunia


Seperti yang tertera, AWS mendirikan data center di 26 region dengan 64 avaibility zone. Nah pertanyaannaya apa si avaibility zone? Jadi untuk tiap region (contohnya: east-asia-1 atau japan) itu terdapat beberapa data center yang terpisah sekian puluh atau mungkin ratus kilometer. Gunanya apa? jadi ktika pada suatu daerah terjadi bencana, maka data center yang terletak puluhan kilo tadi dapat memback-up. Oh ya, ketika mendaftar AWS nanti kita akan diminta untuk memilih region di mana sevices kita nanti akan dititipkan. Uniknya, untuk tiap region, bisa jad memiliki services yang berbeda, karena belum semua services tersebar di seluruh region dengan merata.









How we connect to AWS?

Jadi ada beberapa cara buat connect ke AWS. Oh ya, notenya di sini setelah punya akun AWS yang terdaftar dan verified ya. WKWK

1. AWS Console

ini artinya, kita buka GUI dari AWS via websitenya. Ini bisa dibilang configurasi mendasar kalo pake AWS dan hyang paling ez. Meskipun, mungkin ga bisa seaneh-aneh pake jalan lain.

source: dev.to

2. SDK atau API

Ini si yang mungkin sering digunakan dan dicantolkan di kode kita. Yap, API, jadi ktia bsi akses servis dari AWS ini melalui pemanggilan API. Lengkapnya, bisa kamu baca di dokumentasinya. Soalnya kalo aku jelasin bisa jadi puluhan artikel sendiri :".


3. CLI (Command Line Interface)

ini juga merupakan jalur favorit buat para programmer. Terlebih buat mereka yang dah biasa make terminal. Yap, basically CLI is terminal for AWS. Buat kamu yang mau kliatan jago, seperti hekel, pakai lah CLI. WKWK.


Ada apa aja si di AWS

Nah, dari tadi kan dah bahas soal AWS, cara login dan sebagainya. Sekarang, akan tidak berguna, kalo kita tidak tahu ada apa aja di AWS ini. Lengkapnya, bisa cek webnya si, cman here is in a nutshell.

Secara garis besar, servis dari AWS ini terbagi menjadi beberapa cluster, mulai dari IoT sampek ML pun ada. Nah buat servisnya ini, masih terbagi lagi fungsionalitas serta pengunaannya, tergantung kebutuhan dan karakteristik usernya. Misal nih, mau deploy web, cman belum terlalu familiar manual config pake EC2 (salah satu layanan AWS buat deploy computing) kamu bisa pake langsung aja Beanstalk buat mempermudah kamu developnya, bsia via GUI lah kasarnya. Berikut contoh stack penggunaan servis-servis dari AWs buat wujudin sebuah WEB.

Dah panas? pusing? sama aku juga dah ngantuk. Jadi sekian dulu.. Nah di akhir ini, aku mau kasih preferensiku buat deploy web dengan node js di AWS. Secara pribadi, aku akan deploy backendnya di EC2 dengan bantuan program pm2, serta bakal deploy frontendnya di Amlify (katanya si vercel versi AWS), nah buat databasenya aku bakal pake Cloud Database AWS yakni RDS spesifically pake postgre. nah buat penyimpanan data, bisa banget pake S3, karena sangat konfiguratif dan asik :D. Namun, kembali aku ingetin, ini sangat subjektif dan hanya berasal dari prespektifku. Kalo kamu ada ide lain? Boleh banget sampein.

Oke ini cukup teknis dan berat, jadi ada kurang lebihnya aku mohon maaf. Terima kasih sudah membaca. Sampai jumpa di lain kesempatan!! Bai-bai.. salam dari nyem nyem.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

LeetCode (70): Permasalahan Menaiki Tangga

image source: liputan6 Seperti biasa, setiap pagi, aku mencoba untuk mengerjakan persoalan atau problem yang disediakan oleh Leetcode, sebuah website kumpulan persoalan yang biasanya diujikan pada technical test  ketika ingin melamar pekerjaan atau magang. Namun, kemarin, aku menemukan sebuah persoalan unik yang berjudul Climbing Stairs. Yang membuat persoalan ini unik bukan tingkat kesulitannya, melain sebagaimana tricky penyelesaiannya. Berikut persoalan Climbing Stairs dari LeetCode.  Seseorang bisa menaiki tangga dengan naik satu anak tangga atau langsung menaiki dua anak tangga sekaligus. dalam menaiki tangga, bisa saja dapat banyak kombinasi cara menaiki tangga. Jika terdapat tangga setinggi n anak tangga. Tentukan banyak cara menaiki anak tangga.     Bila Anda diminta untuk menyelesaikan ini, bagaimana kah cara Anda menghitungnya? Sejatinya, ada banyak cara menyelesaikan permasalahan ini. Namun, dalam komputasi, jawaban terbaik disajikan dalam cara termalas atau nilai kompleksit

Sebuah Catatan Semester III dan 2021

Grafik pengunjung blog [Mungkin mengandung kata kasar, dan menganggu]  Katanya " Orang yang beruntung adalah yang hari ini lebih baik dari kemarin, orang merugi adalah yang hari ini tak lebih baik dari hari kemarin, sedangkan orang celaka adalah yang hari ini lebih buruk dari hari kemarin". Begitulah gambaran awalnya, mungkin kalo dievaluasi. Muncul pertanyaan besar, kiranya di manakah posisi Risqi sekarang? Jika boleh jujur, menurut penulis, Risqi sekarang ada di titik celaka. Ya, yang hari kemarinnya masih lebih baik dari hari ini. Baik dari spiritual, moral hingga akademik. Sudah banyak teman ia minta saran, tapi rasanya sama saja. Sepertinya beda saja, dulu dua amat rajin membuat artikel machine learning di blog, mencoba hal atau teknologi baru, ikut hackathon dan lomba, tapi sekarang progressnya macet, liburan diisi dengan hal tak bermanfaat. Bukannya tak bersyukur, memang kadang dalam mengevaluasi diri perlu disadari dan diakui bahwa DIRIMU S*MPAH. Orang berkata, banya

30 Jam 3 Orang 1 Produk

 Mungkin, artikel ini berjudul 30 jam, tapi cerita yang kubawakan mungkin akan lebih panjang. Cerita tentang perjalan membuat Workoutin (ini link copyannya). Walau masi jauh dari sempurna. Namun, perjalanan ini cukup menarik buat aku critain. Ini merupak first time masuk final lomba nasional, ya meskipun belum juara 1 :"), but hamdallah. Berawal dari sebuah informasi lomba di notion. Ya, awalnya aku kurang berminat, karena takut, dan banyak hal lain. Namun, aku sadar, kalo aku tetep di state ini, ga mau bergerak, mana mungkin berubah? Cerita pun berawal dari pencarian tim. Aku tidak begitu saja mendapat tim. Beberapa kali mendapat penolakan. Hingga akhirnya terbentuklah, Risqi, Yandy, Helmi, alias Gak Ada Ide. Aneh memang, berawal dari kebingungan memberi nama, kami pun akhirnya memberi nama "Gak Ada Ide" karena memang ga ada ide untuk nama tim. Setelah mendaftar, bisa dibilang, kami cukup santai dengan lomba ini. Kami tidak menarget sedikitpun.  Saking santainya, mungki