Langsung ke konten utama

Kuliah Publik: Inovasi IoT untuk Pengembangan Ekonomi Digital


Kemarin Selasa (18/02/2021), aku ikut kuliah umum yang disampaikan Dr. Fadhil. Pada kuliah umum kali ini, Dr. Fadhil mengangkat isu perkembangan IoT dan inovasi digital. 

Pada kuliah umum ini, Dr. Fadhil mengangkat isu perkembangan IoT yang sudah ada. Beliau menceritakan bahwa IoT saat ini merupakan sebuah keniscayaan. Meski pernah menjalani declining, perkembangan IoT kembali meningkat ketika Covid-19 merebak. 

Perkembangan IotT yang pesan memunculkan berbagai inovasi. Inovasi yang muncul tersebar diberbagai bidang, baik kesehatan, keamanan, hingga bisnis. Digitalisasi yang cepat memaksa tiap sisi untuk melakukan inovasi, hingga muncul pergeseran gaya hidup. 

Mulai terjadi perubahan pola kehidupan dan muncul inovasi terbaru. Dengan berkembangnya IoT, mulai terbentuklah lingkungan digital. Lingkungan purwa rupa para penggunanya.

Masalah yang muncul dengan digitalisasi ini ialah privasi. Batasan privasi menjadi buram. Bahkan, kadang pengguna justru menyebar data dirinya sendiri.

Pada seri kali ini, aku mungkin cuman akan menyampaikan pemaparan Dr. Fadhil sampai sini. Selanjutnya, aku bakal lebih bahas nih, dari ilmu yang ku dapat kemarin, apa aja insight yang aku temukan.

IoT seharusnya bisa membawa perubahan baik dan angin segar kepada kehidupan Indonesia. Namun, saat ini terlihat IoT sepertinya belum applicable, selain infrastruktur, kita juga belum memiliki habbit dan pengetahuan yang menumpuni.

Seharusnya IoT dapat membantu menyelesaikan masalah difabel. Aku melihat saat seperti ini kaum difabel justru seperti tersingkirkan oleh digitalisasi. Seharusnya, IoT diimprove bukan hanya mengedepankan aspek teknologi melainkan perlu memerhatikan internet behavior.

Bukan tidak mungkin, IoT dapat meningkatkan kesejahteraan kaum inklusi. Itu lah nantinya yang membantu mewujudkan poin-poin SDGs di Indonesia. Saya berharap suatu saat kaum inklusi tidak terpinggirkan, justru tertolong dengan adanya IoT ini, mungkin dengan pembangunan CMS atau ERP, atau mungkin alat bantu bagi tiap inklusi agar mereka dapat merasakan hal sebagaimana orang normal.

Mungkin segini dulu aku menulis. Memang Tulisan ini dibuat sedikit ngelantur dan dengan sengaja menyalahi kaidah PUEBI. Sekian yang saya sampaiken.

Wassalamualaikum

Muhammad Risqi Firdaus - 16520456

Komentar

Postingan populer dari blog ini

LeetCode (70): Permasalahan Menaiki Tangga

image source: liputan6 Seperti biasa, setiap pagi, aku mencoba untuk mengerjakan persoalan atau problem yang disediakan oleh Leetcode, sebuah website kumpulan persoalan yang biasanya diujikan pada technical test  ketika ingin melamar pekerjaan atau magang. Namun, kemarin, aku menemukan sebuah persoalan unik yang berjudul Climbing Stairs. Yang membuat persoalan ini unik bukan tingkat kesulitannya, melain sebagaimana tricky penyelesaiannya. Berikut persoalan Climbing Stairs dari LeetCode.  Seseorang bisa menaiki tangga dengan naik satu anak tangga atau langsung menaiki dua anak tangga sekaligus. dalam menaiki tangga, bisa saja dapat banyak kombinasi cara menaiki tangga. Jika terdapat tangga setinggi n anak tangga. Tentukan banyak cara menaiki anak tangga.     Bila Anda diminta untuk menyelesaikan ini, bagaimana kah cara Anda menghitungnya? Sejatinya, ada banyak cara menyelesaikan permasalahan ini. Namun, dalam komputasi, jawaban terbaik disajikan dalam cara termalas atau nilai kompleksit

Sebuah Catatan Semester III dan 2021

Grafik pengunjung blog [Mungkin mengandung kata kasar, dan menganggu]  Katanya " Orang yang beruntung adalah yang hari ini lebih baik dari kemarin, orang merugi adalah yang hari ini tak lebih baik dari hari kemarin, sedangkan orang celaka adalah yang hari ini lebih buruk dari hari kemarin". Begitulah gambaran awalnya, mungkin kalo dievaluasi. Muncul pertanyaan besar, kiranya di manakah posisi Risqi sekarang? Jika boleh jujur, menurut penulis, Risqi sekarang ada di titik celaka. Ya, yang hari kemarinnya masih lebih baik dari hari ini. Baik dari spiritual, moral hingga akademik. Sudah banyak teman ia minta saran, tapi rasanya sama saja. Sepertinya beda saja, dulu dua amat rajin membuat artikel machine learning di blog, mencoba hal atau teknologi baru, ikut hackathon dan lomba, tapi sekarang progressnya macet, liburan diisi dengan hal tak bermanfaat. Bukannya tak bersyukur, memang kadang dalam mengevaluasi diri perlu disadari dan diakui bahwa DIRIMU S*MPAH. Orang berkata, banya

30 Jam 3 Orang 1 Produk

 Mungkin, artikel ini berjudul 30 jam, tapi cerita yang kubawakan mungkin akan lebih panjang. Cerita tentang perjalan membuat Workoutin (ini link copyannya). Walau masi jauh dari sempurna. Namun, perjalanan ini cukup menarik buat aku critain. Ini merupak first time masuk final lomba nasional, ya meskipun belum juara 1 :"), but hamdallah. Berawal dari sebuah informasi lomba di notion. Ya, awalnya aku kurang berminat, karena takut, dan banyak hal lain. Namun, aku sadar, kalo aku tetep di state ini, ga mau bergerak, mana mungkin berubah? Cerita pun berawal dari pencarian tim. Aku tidak begitu saja mendapat tim. Beberapa kali mendapat penolakan. Hingga akhirnya terbentuklah, Risqi, Yandy, Helmi, alias Gak Ada Ide. Aneh memang, berawal dari kebingungan memberi nama, kami pun akhirnya memberi nama "Gak Ada Ide" karena memang ga ada ide untuk nama tim. Setelah mendaftar, bisa dibilang, kami cukup santai dengan lomba ini. Kami tidak menarget sedikitpun.  Saking santainya, mungki